Bakso Solo Cak Lar Banyu Urip
Iseng-iseng lewat jalan Banyu Urip, eh.... kok terlihat sebuah resto bakso solo. Lah, namanya bakso solo tapi kok dengan embel-embel merk Cak Lar, ini kan menimbulkan pertanyaan. Panggilan Cak itu identik dengan orang Surabaya tapi ini kok ada resto Bakso Solo Cak Lar. Hmmmmmm.......! Ini kan mencurigakan, perlu diinvestigasi ini resto, langsung setir motor saya arahkan ke parkiran yang ada di depan resto itu.
Bagian depan resto Bakso Solo Cak Lar. (dok. pribadi)
Untuk melakukan investigasi ini, pasti perlu biaya. Ya...iyalah, namanya aja investigasi kuliner, mau nggak mau pasti mampir untuk mencicipi makanannya. Dengan langkah tenang dan penuh percaya diri, saya masuk tanpa permisi sehingga mengagetkan si kasir resto ini. Maklum kan saya kan masuknya tanpa permisi, apalagi si kasir sedang utak-atik smartphonenya. Wajarlah kalau dia kaget. Eits! itu smartphonenya yang digunakan untuk urusan resto ya!
"Mas.....!"
"Iya pak.........!", jawab si kasir dengan wajah agak kaget.
Saya pun melihat daftar menu yang terpampang di belakang sang kasir, ada beberapa jenis hidangan bakso solo yang disediakan oleh resto ini. Dari bakso solo super spesial sampai paket ekonomi, harganya dari tiga puluh dua ribu sampai yang paling murah enam belas ribu Rupiah (belum termasuk PPN ha..ha...!). Berdasarkan kocek yang ada di kantong maka saya memilih yang paling murah, paket ekonomi.
Investigasi rasa, akhirnya bisa saya mulai. Menu Paket Ekonomi Bakso Solo Cak lar berisi tiga pentol halus (bola daging/ bakso daging), tahu, satu gorengan disertai dengan bihun dan mie kuning. Mengenai rasa kuah, memang tipikal dari bakso solo yaitu tidak terlalu berminyak dan rasa kaldu sapi tidak terlalu terasa. Bakso dagingnya memang terasa empuk dan nyaman ketika dikunyah, termasuk tahunya, gorengannya juga terasa renyah asal jangan terlalu lama terendam kuah bakso.
Sekarang investigasi tempat, ternyata tampat ini sebenarnya menjadi satu dengan sebuah cafe, tapi saya lupa nama cafenya. Antara cafe dan resto bakso hanya dipisahkan dengan sebuah tembok yang ada pintu penghubungnya.
Nah ternyata kita bisa makan bakso di lantai dua yang ruangnya cukup nyaman dan luas, resto ini juga menyediakan ruang terbuka di atapnya tapi sayang, untuk saat ini belum bisa terpakai karena musim hujan. Tapi sebagai penghibur kita bisa makan di teras lantai dua, sambil lihat situasi jalan Banyu Urip dari atas.
Saya juga melakukan investigasi kuliner tambahan, ternyata ada menu menarik yaitu Mie Ayam, harganya dua belas ribu Rupiah belum termasuk PPN. Seperti tipikal mie ayam solo, rasa manis mendominasi tapi cukuplah untuk ukuran saya. Saya merekomendasikan mie ayam ini, rasanya cukup nikmat, tekstur mienya cukup nyaman dirasakan di lidah dan harga tidak terlalu mahal.
Jadi secara keseluruhan, resto ini cocok untuk jadi tempat acuan kongkow bersama dan makan bersama keluarga. Fasilitas parkir motor dan mobil yang cukup memadai. Ruangan untuk makan bersama yang nyaman disertai dengan menu yang cukup lezat dan harganya masih dapat dijangkau oleh kalangan menengah menjadikan resto ini layak untuk dicoba. (hpx)
Waduh, anda membuat saya tergiur ingin mencicipi masakan ini, terimakasih telah berbagi, walau hanya melihat nya.
🙏🏻🙏🙏🏻terima kasih
Wahhh ... aku malah suka topping pangsit di atas bakso Mas hanto :)
pasti gurih dan kriuk-kriuk rasanya.... hahaha
Yummy :)
Ha...ha... ! Betul...betul👌🏻😊
untung hpnya ga dilempar yah om. wkwkwk
ha...ha.. Iya😃