Anti-War Novel - The Story of the Teacher and Her Twelve Students | DUA BELAS PASANG MATA (TWENTY FOUR EYES) by Sakae Tsuboi | A Review

(Edited)

20220814_120155.jpg

"𝕀𝕗 π•₯𝕙𝕖 𝕗𝕦π•₯𝕦𝕣𝕖 π•₯𝕙𝕒π•₯ π•’π•¨π•’π•šπ•₯𝕀 π•₯π•™π•šπ•€ 𝕔𝕦π•₯𝕖 π•”π•™π•šπ•π•• π•šπ•€ π• π•Ÿπ•π•ͺ 𝕨𝕒𝕣, π•₯π•™π•–π•Ÿ 𝕨𝕙𝕒π•₯ 𝕕𝕠𝕖𝕀 π•šπ•₯ π•žπ•–π•’π•Ÿ π•₯𝕠 𝕙𝕒𝕧𝕖, 𝕝𝕠𝕧𝕖, π•’π•Ÿπ•• π•£π•’π•šπ•€π•– π•”π•™π•šπ•π••π•£π•–π•Ÿ?"

"π•Šπ•–π•’π•Ÿπ••π•’π•šπ•Ÿπ•ͺ𝕒 π•žπ•’π•€π•’ π••π•–π•‘π•’π•Ÿ π•ͺπ•’π•Ÿπ•˜ π•žπ•–π•Ÿπ•¦π•Ÿπ•˜π•˜π•¦ π•’π•Ÿπ•’π•œ 𝕝𝕦𝕔𝕦 π•šπ•Ÿπ•š π•™π•’π•Ÿπ•ͺ𝕒𝕝𝕒𝕙 π•‘π•–π•£π•’π•Ÿπ•˜, 𝕝𝕒𝕝𝕦 𝕒𝕑𝕒 𝕒𝕣π•₯π•šπ•Ÿπ•ͺ𝕒 π•žπ•–π•žπ•šπ•π•šπ•œπ•š, π•žπ•–π•Ÿπ•”π•šπ•Ÿπ•₯π•’π•š, π••π•’π•Ÿ π•žπ•–π•žπ•“π•–π•€π•’π•£π•œπ•’π•Ÿ π•’π•Ÿπ•’π•œ-π•’π•Ÿπ•’π•œ?"



⚠️ Spoiler Warning

Peringatan Spoiler




In this post, I'm reviewing a book that I finished reading on August 14 (yesterday). This book is a translated novel (Indonesian). Its origin is Japan. This book is entitled DUA BELAS PASANG MATA (TWENTY FOUR EYES). Translation of NIJUSHI NO HITOMI, the best selling novel in Japan.
Author: Sakae Tsuboi
Original Publisher: Kobunsha Co., Ltd.
First Published in Japan: 1952
Indonesian Publisher: Gramedia Pustaka Utama
Translation: Tanti Lesmana
Cover Design and Illustrations: Martin Dima

Di postingan ini aku mereview sebuah buku yang selesai kubaca 14 Agustus (kemarin). Buku ini adalah sebuah novel terjemahan (bahasa Indonesia). Asalnya adalah Jepang. Buku ini berjudul DUA BELAS PASANG MATA (TWENTY FOUR EYES). Terjemahan dari NIJUSHI NO HITOMI, buku novel best seller di Jepang.
Pengarang: Sakae Tsuboi
Penerbit Asal: Kobunsha Co., Ltd.
Terbit Pertama Kali di Jepang: 1952
Penerbit Indonesia: Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa: Tanti Lesmana
Desain dan Ilustrasi Sampul: Martin Dima

20220814_120116.jpg

20220814_120146.jpg

20220814_120257.jpg

The book I have is in the eighth printing (March 2022) πŸ‘. This novel was filmed by director Keisuke Kinoshita, received rave reviews from people of all ages. This novel is an anti-war novel. The reader should not expect a full explanation of pacifism or peace-loving views here. Sakae Tsuboi simply shows, through the development of the twelve innocent children in this story, the cruelty and inhumanity of modern wars.

Buku yang kupunya merupakan cetakan kedelapan (Maret 2022) πŸ‘. Novel ini difilmkan oleh sutradara Keisuke Kinoshita, mendapat sambutan meriah dari kalangan berbagai usia. Novel ini adalah novel anti perang. Pembaca hendaknya tidak mengharapkan penjelasan lengkap mengenai pasifisme atau pandangan cinta damai di sini. Sakae Tsuboi sekadar menunjukkan, melalui perkembangan kedua belas anak yang polos dalam cerita ini, tentang kekejaman serta ketidakmanusiawian perang modern.

This book tells the story of the love between a teacher named Oishi and her twelve students. The setting is a part of Japan in the early half of the 20th century. It's great that there are books that talk about teacher/s. The teacher is a valuable person for every human being. Some of the lyrics of the national anthem of my country, Indonesia, entitled Hymne Guru (a song that praises teachers): (in English)
... You are the lights in the dark
You are like cooling dew in thirst
You are the unsung national hero patriots 🎢

Buku ini mengisahkan tentang kasih sayang antar seorang guru bernama Oishi dan kedua belas muridnya. Latarnya adalah suatu bagian Jepang di paruh awal abad ke 20. Sungguh bagus buku yang menceritakan tentang guru. Guru adalah orang yang berharga bagi setiap manusia. Sebagian lirik dari lagu nasional negaraku, Indonesia, yang berjudul Hymne Guru (lagu yang memuji guru):
... Engkau sebagai pelita dalam kegelepan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa 🎢



Synopsis:

Sinopsis:

As a new teacher, Teacher Oishi is assigned to teach in a poor fishing village. There she learns to understand the simple life and the compassion shown by her students. As time passes, the dream-like years are swept away by the grievous reality of life. Wars destroy everything, and these children and their teacher must learn to adapt to the changing times.

Sebagai guru baru, Bu Guru Oishi ditugaskan mengajar di sebuah desa nelayan yang miskin. Di sana dia belajar memahami kehidupan sederhana dan kasih sayang yang ditunjukkan murid-muridnya. Sementara waktu berlalu, tahun-tahun yang bagai impian itu disapu oleh kenyataan hidup yang sangat memilukan. Perang memorakporandakan semuanya, dan anak-anak ini beserta guru mereka mesti belajar menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.

20220814_120241.jpg



πŸ“‘ Physics of This Book:
This book measures 13.5Γ—20cm. The cover is soft. The paper type is bookpaper. The front cover contains Oishi and the 12 students. The front and back covers are white as the main color. Spine of the book:

Fisik Buku Ini:
Buku ini berukuran 13,5Γ—20cm. Sampulnya soft. Tipe kertas adalah bookpaper. Sampul depan memuat Oishi dan 12 murid. Sampul depan dan belakang adalah putih sebagai warna utama. Punggung buku:

20220814_120440.jpg

πŸ“‘ Oishi's Twelve Students:
β€’ Kotsuru Kabe, daughter of a delivery man; talkative girl.
β€’ Masuno Kagawa, daughter of the restaurant owner; she has musical talent.
β€’ Kotoe Katagiri, daughter of a fisherman.
β€’ Matsue (Matchan) Kawamoto, daughter of a carpenter.
β€’ Fujiko Kinoshita, daughter of a noble.
β€’ Misako (Miisan) Nishiguchi, daughter of a rich family.
β€’ Sanae Yamaishi, a shy but intelligent girl.
β€’ Nita Aizawa, a loud talkative boy.
β€’ Isokichi (Sonki) Okada, son of a tofu seller.
β€’ Tadashi (Tanko) Morioka, son of a chief fisherman.
β€’ Takeichi Takeshita, smart son of a rice merchant.
β€’ Kichiji (Kitchin) Tokuda, a quiet type boy.

Kedua Belas Murid Oishi:
β€’ Kotsuru Kabe, anak perempuan seorang pengantar barang; gadis yang banyak bicara.
β€’ Masuno Kagawa, anak perempuan pemilik restoran; dia memiliki bakat musik.
β€’ Kotoe Katagiri, anak perempuan seorang nelayan.
β€’ Matsue (Matchan) Kawamoto, anak perempuan seorang tukang kayu.
β€’ Fujiko Kinoshita, anak perempuan seorang bangsawan.
β€’ Misako (Miisan) Nishiguci, anak perempuan dari keluarga kaya.
β€’ Sanae Yamaishi, anak perempuan yang pemalu namun cerdas.
β€’ Nita Aizawa, anak lelaki cerewet bersuara lantang.
β€’ Isokichi (Sonki) Okada, anak lelaki seorang penjual tahu.
β€’ Tadashi (Tanko) Morioka, anak lelaki seorang ketua nelayan.
β€’ Takeichi Takeshita, anak lelaki cerdas seorang pedagang beras.
β€’ Kichiji (Kitchin) Tokuda, anak lelaki pendiam.

πŸ“‘ This book contains 10 chapters. The story begins with a change of teacher at a school in a poor village, the new teacher is Miss Oishi. She unintentionally makes a village wonder at her. She has 12 1st graders. They love their Miss Oishi.

Buku ini berisi 10 bab. Cerita awalnya adalah pergantian guru di sekolah di desa miskin, guru baru adalah Miss Oishi. Dia tanpa disengaja membuat satu desa terheran dengannya. Dia punya 12 murid kelas 1. Mereka sayang kepada Miss Oishi mereka.

20220814_120335.jpg

20220814_120210.jpg

πŸ“‘ Some Excerpts and My Comments:

Beberapa Kutipan dan Komentarku:

β€’ Sanae's View [page 149, Chapter 7 (Menyongsong Masa Depan (Look Forward to the Future in English))]: "'From now on, women must have jobs. Otherwise, they will suffer like my mother.'" β†ͺ From this book, I understand that women in Japan at that time are not like now (I understand this book is a work of fiction but it represents life in the setting of time in this book), from this book it is known that the thought at that time that having a son is better than having a daughter, because a son can help his father work to earn income.

Pandangan Sanae [halaman 149, Bab 7 (Menyongsong Masa Depan)]: "'Mulai saat ini, kaum wanita harus mempunyai pekerjaan. Kalau tidak, mereka akan menderita seperti ibuku.'" β†ͺ Dari buku ini, aku memahami bahwa wanita di Jepang pada masa itu tidak seperti sekarang (aku memahami buku ini walaupun karya fiksi tetapi merepresentasikan kehidupan pada latar waktu di buku ini), dari buku ini diketahui bahwa pemikiran masa itu bahwa memiliki anak lelaki lebih baik dibanding memiliki anak perempuan, karena anak lelaki bisa membantu ayah bekerja mendapatkan penghasilan.

β€’ Matsue Quit School Because Turns Out She is Forced to Work [page 145, Chapter 6 (Kepiting dan Bulan (Crab and Moon in English))]: "'Didn't you go to Osaka? Have you been here all this time, Matchan?'" β†ͺ "here" in the excerpt is the restaurant where Matsue works. She works and leaves her school life. I don't know if this kind of thing still exists in Japan today, because Japan is very advanced in education, isn't it.

Matsue Berhenti Sekolah Karena Ternyata Dipaksa Bekerja [halaman 145, Bab 6 (Kepiting dan Bulan)]: "'Bukankah lau pergi ke Osaka? Apakah selama ini kau berada di sini, Matchan?'" β†ͺ "di sini" pada kutipan tersebut adalah restoran tempat Matsue bekerja. Dia bekerja dan meninggalkan kehidupan sekolahnya. Aku tidak tahu apakah hal seperti ini masih ada di Jepang di zaman sekarang, karena Jepang sangat maju dalam pendidikan, bukan.

β€’ The Opposite Views of Oishi and Her Son [page 202, Chapter 9 (Ibu Guru Cengeng (Crying Teacher in English))]: "It seemed that Daikichi firmly believed that dying on the battlefield is the best way to show his loyalty to his parents and emperor." "'My goodness!' his mother said. 'You still want to make me the mother of a soldier who died on the battlefield?'" β†ͺ From this book, I understand at that time children were indoctrinated to have a desire to die in battle. From this book, I understand Oishi has an understanding that young men should have the right to live, without having to die in battle.

Pandangan Oishi dan Anaknya yang Berbanding Terbalik [halaman 202, Bab 9 (Ibu Guru Cengeng)]: "Sepertinya Daikichi yakin sekali bahwa tewas di medan perang adalah cara terbaik untuk menunjukkan kesetiannya kepada orangtua dan kaisarnya." "'Astaga!' kata ibunya. 'Kau masih kepingin menjadikan aku ibu prajurit yang gugur di medan perang?'" β†ͺ Dari buku ini, aku memahami pada masa itu para anak-anak didoktrin untuk punya keinginan untuk gugur dalam pertempuran. Dari buku ini, aku memahami Oishi punya pemahaman bahwa seharusnya pemuda pria punya hak untuk terus hidup, tanpa harus gugur dalam pertempuran.

πŸ“‘ As a result, this novel is good and gives the readers thoughts.

Walhasil, novel ini bagus dan memberikan pembaca pemikiran-pemikiran.

20220814_120126.jpg



"π•‹π•™π•–π•Ÿ 𝕀𝕙𝕖 𝕒𝕕𝕕𝕀 π•šπ•Ÿ 𝕒 𝕝𝕠𝕨 π•§π• π•šπ•”π•–, 'π”»π• π•Ÿ'π•₯ Β°π••π•šπ•– π•¨π•šπ•₯𝕙 π•™π• π•Ÿπ• π•£Β°. 𝔾𝕠 π•™π• π•žπ•– 𝕀𝕒𝕗𝕖𝕝π•ͺ.'"

"𝕃𝕒𝕝𝕦 π••π•šπ•’ π•žπ•–π•Ÿπ•’π•žπ•“π•’π•™π•œπ•’π•Ÿ π••π•–π•Ÿπ•˜π•’π•Ÿ 𝕀𝕦𝕒𝕣𝕒 π•‘π•–π•π•’π•Ÿ, 'π•π•’π•Ÿπ•˜π•’π•Ÿ Β°π•žπ•’π•₯π•š π•₯π•–π•£π•™π• π•£π•žπ•’π•₯Β°. β„™π•¦π•π•’π•Ÿπ•˜π•π•’π•™ π••π•–π•Ÿπ•˜π•’π•Ÿ π•€π•–π•π•’π•žπ•’π•₯.'"



Thank you for seeing this post!

Terima kasih telah melihat postingan ini!




About the author of this post:
20211104_111143.jpg My name is Faisal Hanafi, I live in Medan, Indonesia. I am a student at a college in my city. My hobby is reading books. I have hundreds of books. There are comics, novels, and others. I also watch some movies and anime. I joined Hive starting from 2021. At Hive, I write about food, books and more. My cooking ability went up because of Hive.


0
0
0.000

0 comments