Hello Hivers

Selalu menyenangkan bisa meluangkan waktu untuk berkunjung ke wilayah yang terpilih di anugerahi Allah SWT dengan pemandangan yang indah. Nikmat akan kuasa sang Maha Pencipta yang selalu akan menakjubkan untuk kita memahami kebesaranNYA. Terkadang kita sering luput untuk menyelami semua hal ini, terutama ketika ada banyak hal yang tidak seharusnya terpikirkan menjadi kepikiran dan membuat pemikiran kita tidak efektif dalam menggunakan otak untuk berpikir. Ruwet yah? Saya juga ruwet kalau lagi banyak pikiran. Makanya kemarin saya luangkan waktu untuk berkunjung ke kawasan Geunie. Geunie adalah wilayah yang sepanjang jalannya akan menyajikan kita pemandangan alam pegunungan Pidie. Daerah terakhir yang masih termasuk Pidie, adalah kawasan Geumpang. Sebelum mencapai Geumpang, Tangse adalah kawasan indah lestari lainnya yang menyuguhkan kita pemandangan alam yang fenomenal.

It's always nice to be able to take the time to visit a chosen area that Allah has blessed with beautiful views. Enjoy the power of the Creator who will always be amazing for us to understand His greatness. Sometimes we often miss to dive into all these things, especially when there are many things that should not be thought into our minds and make our thinking ineffective in using the brain to think. Is it messy? I'm also messy when I have a lot on my mind. So yesterday I took the time to visit the Geunie area. Geunie is a region that along the way will present us with natural views of the Pidie mountains. The last area that is still included in Pidie is the Geumpang area. Before reaching Geumpang, Tangse is another beautiful sustainable area that offers us phenomenal natural scenery.

Hariku kumulai aktivitasnya dengan menyantap seporsi Mie Racing, istilah umum untuk mie Aceh dengan bumbu ganja didalamnya. Rasanya jangan ditanya. Maknyus hingga ke helaian mie terakhir yang kusantap. Sarapan besar pagi ini cukup memantik ide untuk mencari bahan postingan kali ini. Selesai makan, kulajukan sepeda motorku menuju jalan Garot-Jabal Ghafur. Kampus Jabal Ghafur jadi pemberhentian yang pertama. Disini aku bertemu beberapa teman yang dulu pernah kukenal semasa kuliah.

I started my day by eating a portion of Mie Racing, a general term for Acehnese noodles with marijuana spice in it. The taste is very delicious indeed. It's yummy till the last sheet of noodle I ate. The big breakfast this morning was enough to spark the idea to look for material for this post. After eating, I drove my motorbike to the Garot-Jabal Ghafur road. Jabal Ghafur Campus was the first stop. Here I met some friends I used to know in college.

Setelah selesai waktu Zuhur, aku lanjutkan jalan-jalan hari ini ke arah lamlo. Wilayah Tangse adalah tujuan yang terlintas di kepalaku. Ku sempatkan mengambil foto di persawahan menuruni bukit Gle Gapui menuju Lamlo. Perjalanan dengan menggunakan sepeda motor ini kujalani dengan santai sambil menikmati angin segar yang berhembus. Hijau persawahan masih menu utama untuk memanjakan pada hari ini. Sebuah momen yang akan selalu indah pada saat ketibaannya.

After finishing Zuhur time, I continued today's walk in the direction of lamlo. Tangse Territory was the destination that crossed my mind. I took the time to take photos in the rice fields down the Gle Gapui hill towards Lamlo. The journey by using this motorbike was carried out in a relaxed manner while enjoying the fresh breeze that blew. Green rice fields are still the main menu for pampering today. A moment that will always be beautiful when it arrives.

Memasuki kawasan Keumala pemandangan berganti. Sungai yang mengalir deras dengan kandungan pasir dan bebatuan besar kecil didalamnya. Udara yang berhembus di kawasan ini semakin dingin menelusup pori-pori. Aku teringat beberapa momen lampau bersama teman-teman di tempat ini. Kehentikan sepeda motor untuk sesaat dan meng-capture beberapa gambar untuk postingan kali ini. Senang bisa membagikan foto dokumentasi kawasan ini dengan kalian semua teman-teman.

Entering the Keumala area, the scenery changes. A fast-flowing river with sand and small large rocks in it. The air that blows in this area is getting colder, penetrating the pores. I remember some past moments with friends in this place. Stop the motorbike for a moment and capture some pictures for this post. Glad to be able to share photos of this area's documentation with all of you friends.

Setelah menanjaki daerah "Aneuk Rinyeun Sireutoh", Keumala, aroma pegunungan dengan pepohonan yang rimbun mulai terlihat. Langit di kejauhan pun terlihat semakin hitam pertanda hujan akan segera membasahi bumi di kawasan pegunungan Tangse dan sekitarnya. Jalanan yang kutempuh mulai terlihat sulit karena lobang yang menghiasinya. Kembali terlintas sumpah serapah di kepalaku akan bobroknya kinerja para penyelenggara negara di negeri ini. Kuredam hasrat itu karena bisa merusak mood suasana hati ini nantinya.

After climbing the "Aneuk Rinyeun Sireutoh" area, Keumala, the smell of mountains with lush trees begins to appear. The sky in the distance looks even darker, a sign that rain will soon wet the earth in the Tangse mountain area and its surroundings. The road I took started to look difficult because of the holes that decorated it. Again, there was an expletive in my head about the poor performance of the state administrators in this country. I suppressed the desire because it could spoil my mood later.

Langit hitam di kejauhan semakin jelas terlihat. Aku tidak semestinya terjebak suasana ini. Akan berabe mengingat tidak adanya mantel buat hujan beserta ku. Kehentikan sepeda motor di kawasan wisata yang dikelola oleh pemuda setempat. Ongkos parkir yang dipatok lumayan tinggi, namun akan setimpal ketika istirahat dengan ditemani segelas kopi Nescafe terasa menyenangkan. Kopi panas dengan rokok di alam terbuka sungguh menyegarkan guna mendapatkan kembali semangat untuk kembali bergerak. Meskipun gerakku kali ini adalah untuk kembali ke Sigli.

The black sky in the distance is getting clearer. I shouldn't be stuck in this situation. It would be a shame to have no coat for the rain with me. Stop the motorbike in a tourist area run by local youth. Parking fees are set quite high, but it will be worth it when you take a break accompanied by a nice cup of Nescafe coffee. Hot coffee with cigarettes in the open is really refreshing to get back the spirit to get back on the move. Although my move this time is to return to Sigli.

Dalam perjalanan pulang kembali ke Simpang tiga, kusempatkan untuk berhenti kembali di kawasan sungai Geunie. Aliran sungainya yang jernih terasa segar tatkala membasahi wajahku yang dipenuhi oleh debu yang disemburkan oleh beberapa truk besar yang terlihat memasuki kawasan projek yang aku tak tahu siapa pemiliknya. Truk-truk besar inilah terduga utama yang merusakkan jalan di kawasan ini. Asuudahlah teman-teman, aku akhiri postingan kali ini dengan harapan agar kita senantiasa diberikan kesehatan untuk tetap melakukan yang terbaik di sisa waktu yang tersisa. Semoga tetap tercurahkan segala energi yang ada ke aktivitas yang positif guna kebaikan diri sendiri. Sampai jumpa lagi dengan postingan yang akan datang.

On the way back to Simpang Tiga, I took the time to stop again at the Geunie river area. The clear river flow feels fresh when it wets my face which is filled with dust that is sprayed by several large trucks that are seen entering the project area which I don't know who owns it. These big trucks are the main suspects that damage the roads in this area. Come on, friends, I end this post with the hope that we will always be given health to continue to do our best in the remaining time. I hope you continue to devote all your energy to positive activities for your own good. See you again with the next post.